Pada
kesempatan kali ini, pembahasan akan lebih difokuskan pada tren dan
pengembangannya dalam waktu dekat. Tentunya Anda sudah lebih lama dan
mengenal lebih dekat dengan CD. Optical storage yang satu ini memang
sangat populer, terlebih dengan harganya yang sangat terjangkau. Juga
untuk masalah kompatibilitas, yang agaknya mulai menjadi masalah pada
penerusnya—DVD (akronim untuk Digital Versatile Disc ataupun
Digital Video Disc)—yang akan dijelaskan pada penjelasan
selanjutnya.
Namun,
pembahasan kali ini akan lebih difokuskan mulai dari era DVD, berikut
pengembangannya lebih lanjut. Dilengkapi juga dengan FAQ, yang
merupakan pertanyaan yang sering terlontar pada saat membicarakan
optical storage.
Perkembangan
Optical Storage
Optical disk tidak
menggunakan bahan yang bersifat magneti sama sekali. Optical disk
menggunakan bahan spesial yang dapat diubah oleh sinar laser menjadi
memiliki spot-spot yang relatif gelap atau terang. contohnya dar
optical disk ini adalah CD-RW dan DVD-RW. teknologi optical disk ini
dibagi menjadi dua yaitu:
Phase-change
disk.
disk
ini dilapisi oleh bahan yang dapat mengkristal(beku) menjadi
crystalline(serpihan-serpihan kristal) atau menjadi amorphous
state(bagian yang tak berbentuk). Bagian crytalline ini lebih
transparan, karenanya tembakan laser yang mengenainya akan lebih
terang melintasi bahan dan memantul dari lapisan pemantul. Drive
Phase-change disk ini menggunakan sinar laser dengan kekuatan yang
berbeda. sinar laser dengan kekuatan tinggi digunakan melelehkan
disknya kedalam amorphous state, sehingga dapat digunakan untuk
menulis data lagi. sinar laser dengan kekuatan sedang dipakai untuk
menghapus data denga cara melelehkan permukaan disknya dan
membekukannya kembali ke dalam keadaan crytalline,
sedangakan sinar laser dengan kekuatan lemah digunakan untuk membaca
data yang telah disimpan.
Dye-Polimer
disk.
Dye-polimer
merekam data dengan membuat bump(gelombang) disk dilapisi dengan
bahan yang dapat enyerap sinar laser. sinar laser ini membakar spot
hingga spot ini memuai dan membentuk bump(gelombang). bump ini dapat
dihilangakan atau didatarkan kembali dengan cara dipanasi lagi
dengan sinar laser.
Gambar DVD-RW
disk pada sebuah gelondong
DVD
diperkenalkan pada tahun 1996, awalnya sebagai Digital Video Disc.
Namun, pengembangan penggunaanya lebih lanjut membuatnya lebih
dikenal sebagai Digital Versatile Disc. Secara fi sik memiliki banyak
kesamaan dengan CD, namun perbedaan kapasitasnya cukup signifi kan.
Sangat wajar, mengingat DVD adalah generasi kedua dari teknologi
optical storage.
CD bersama dengan laserdisc adalah generasi
pertama. Penggunaannya
lebih banyak untuk music dan software/data. Keterbatasan penyimpanan
data pada generasi ini membuatnya kurang ideal untuk video.
Dibutuhkan permukaan yang lebar seperti laserdisc untuk optimal.
DVD
Technical Information
Seperti
juga CD, DVD terdiri dari dua jenis lapisan utama. Lapisan pertama
dari bahan polycarbonate plastic, lapisan kedua bertugas sebagai refl
ective layer dari bahan alumu nium atau emas. Kedua lapisan tersebut
digabungkan, menjadi sebuah kepingan de ngan ketebalan 1,2 mm. Data
dapat diakses dari salah satu sisi (untuk single-sided) dan dari
kedua sisi (pada doube-sided disc).
Jika CD menggunakan
teknologi laser dengan panjang gelombang 780 nm dan numerical
aperture pada 0,45, bandingan dengan DVD yang sudah menggunakan
panjang gelombang 650 nm dengan numerical aperture pada 0,6. Dari
perbedaan panjang gelombang dan numerical aperture, didapatkan
peningkatan efisiensi densisty hingga 3,5 kali. Masih ditambah dengan
penggunaan coding DVD yang lebih efisien. Seperti digantinya error
correction CIRC (Cross Interleaved Reed-Solomon Code) yang digunakan
pada CD dengan Reed-Solomon Product Code (RS-PC) pada DVD. Keterangan
tambahan lain mengenai spesifi kasi DVD dapat dilihat pada
tabel.
Apa
Itu DVD Format?
Seperti
pada CD-Recordable (CD-R), DVD juga memiliki format untuk write-once,
di mana penggunaan materi dye recording layer tidak memiliki
kemampuan reversible. Namun berbeda dengan CD-R, pada teknologi DVD
terdapat lima macam format untuk write-once: DVD-R, DVD+R, DVDRW,
DVD+RW, dan DVD-RAM.
DVD-RW dan DVD+RW lebih mirip dengan
CD-ReWriteable (CD-RW), dengan menggunakan recording layer yang dapat
diubah-ubah (phase-change recording layer) oleh writing laser pada
DVD writer drive. Kemampuan tulis ulangnya kurang lebih sebanyak
1.000 kali.
Dengan teknologi serupa, DVD-RAM mampu ditulis
ulang hingga 100.000 kali. Dilengkapi dengan hard sector, kemampuan
random access, dan beberapa dilengkapi dengan sebuah cartridge.
DVD-RAM lebih tepat jika dibandingkan layaknya sebuah harddisk pada
PC, daripada dibandingkan dengan DVD-RW ataupun DVD+RW.
Saat
diperkenalkan tahun 1997, DVDR menggunakan teknologi laser dengan
panjang gelombang 635 nm dan mampu menampung data sebesar 3,95 GB
pada kepingan 12 cm. Ini dikenal sebagai DVD-R versi 1.0. Pada versi
1.9, kapasitasnya meningkat menjadi seperti yang kita ketahui
sekarang 4,7 GB. Pembaruan tahun 2000, memisahkan antara DVD-R for
Authoring dan DVD-R for General. DVD-R Authoring tetap menggunakan
teknologi laser dengan panjang gelombang 635 nnm, dengan kapasitas
terbatas pada 3,95 GB. Sedangkan, DVD-R for General menggunakan
teknologi laser dengan panjang gelombang 650nm, sama seperti yang
digunakan format DVD yang lain.
DVD-RW diperkenalkan pada
tahun 1999 (versi 1.0), dengan kapasitas 4,7 GB pada kepingan
berdiameter 12 cm. Namun masih memiliki masalah kompatibilitas. Baru
pada tahun 2000 (versi 1.1) masalah ini diperbaiki.
DVD-RAM
memulai debutnya pada tahun 1998. Versi 1.0 hanya memiliki kapasitas
2,6 GB pada keping 12 cm. Kapasitasnya berkembang menjadi 4,7 GB pada
versi 2.0 di tahun 1999. Alternatif keping mini berdiameter 8 cm
dengan kapasitas 1,46 GB (versi 2.1) diperkenalkan kemudian pada
tahun 2000.
DVD+RW mulai dikenal di pasar luas pada tahun
2001. Dengan kapasitas 4,7GB untuk keping berdiameter 12 cm. Saat
pengembangan sempat dikembangkan versi sebelumnya yang hanya memiliki
kapasitas 3,0 GB. Selanjutnya, pada tahun 2002 mulai diperkenalkan
DVD+R.
Kategori Standardisasi yang Digunakan untuk DVD
Jika
pada era CD, dikenal standardisasi Yellow Book untuk CD-ROM (Compact
Disc-Read Only Memory), Red Book untuk CD-DA (Compact Disc - Digital
Audio), Orange Book untuk CD-R. Demikian juga pada format
DVD.
Standardisasi ini mencakup karakteristik optical signal,
susunan fisik, metoda writing, file system, dan seterusnya. Baik
sesuai dengan format (DVD-ROM, DVD-R, DVD-RW, DVD-RAM), mapun
penggunaannya yang spesifik (DVD-Video, DVD-Audio, DVDENAV, DVD-VR,
DVD-AR, DVD-SR) standardisasinya diatur DVD Forum (dahulu dikenal
dengan DVD Consortium). DVD Forum mulai terbentuk pada tahun 1995,
yang terdiri dari gabu ngan manufaktur seperti Hitachi, Matsushita
Electric, Mitsubishi Electric, Pioneer, Philips Electronics, Sony,
Thomson, Time Warner, Toshiba, dan JVC.
Format DVD+R, DVD+RW
dan DVD+MRW (Mount Rainier) diciptakan oleh DVD+RW Alliance. Dimulai
pada tahun 1997, terdiri dari gabungan Philips Electronics,
Hewlett-Packard, Mitsubishi Chemical, Ricoh, Sony, dan Yamaha.
Berbeda dengan CD yang menggunakan banyak “book” untuk setiap
format. DVD menggunakan standar yang lebih sederhana. Data yang
terdapat pada DVD seharusnya dapat terbaca baik dengan UDF fi
lesystem maupun ISO9660 filesystem (UDF Bridge Format).
Apa
Itu Universal Disc Format (UDF)?
Standardisasi
untuk UDF kali pertama dikeluarkan oleh Optical Storage Technology
Association (OSTA) pada tahun 1995. Sebuah fi le system untuk optical
storage, tidak terbatas untuk DVD saja.
Seiring
perkembangannya, UDF juga terus berkembang mengikuti zaman. Untuk
DVD, versi UDF 1.02 adalah filesystem yang digunakan pada DVD-Video,
DVD-Audio dan DVD-ROM. UDF 1.5 digunakan untuk incremental writing
(multisession). Sedangkan UDF 2.0 adalah standar yang digunakan pada
DVD-RW, DVD-RAM dan DVD Video Recording (DVD-VR) format.
Perangkat
Apa Saja yang Dapat Melakukan Proses Write pada Media DVD?
Tidak
hanya komponen PC, seperti pada DVD writer drive saja yang mampu
melakukan hal ini. Beberapa perangkat elektronik lainnya pun sudah
mampu melakukan hal ini. Seperti pada beberapa handycam, ataupun TiVo
yang dilengkapi kemempuan write pada media DVD. Format yang digunakan
beragam, namun kebanyakan menggunakan format berikut: DVD-R, DVD-RW,
DVD+R, DVD+RW, dan DVD-RAM.
Berapa
Kapasitas Sebenarnya dari Sebuah DVD?
Untuk media DVD dengan
diameter 12 cm, akan memiliki kapasitas 4,7 GB untuk single-sided dan
9,4 untuk double-sided. Sedangkan dengan diameter 8 cm, akan memiliki
kapasitas 1,46 GB single-sided dan 2,92 double-sided.
Namun,
keterangan tersebut hanya berlaku untuk DVD dengan single layer. DVD
memiliki penamaan khusus untuk hal ini. Penjelasan singkatnya antara
lain adalah sebagai berikut:
- DVD-5: Single-sided/single-layer
DVD dengan kapasitas penyimpanan 4,7 GB.
- DVD-9:
Single-sided/dual-layer DVD dengan kapasitas penyimpanan 8,5 GB.
-
DVD-10: Double-sided/single-layer DVD dengan kapasitas penyimpanan
9,4 GB.
- DVD-18: Double-sided/dual-layer DVD dengan kapasitas
penyimpanan 17 GB.
Pengembangan media optical storage tentunya
tidak berhenti sampai di sini. Berkembangnya kebutuhan,
menyebabkannya terus mengembangkan, utamanya untuk urusan kapasitas.
Berita tentang akan digunakannya penerus DVD, yaitu Blu-Ray pada game
console PlayStation 3 tentunya sudah dinanti-nantikan.
Pada
dasarnya, pengembangan kapasitas kepingan ini lebih didorong dari
kebutuhan untuk HDTV (High-Definition television). Bertambahnya
jumlah pixel, dalam setiap frame rate, memberikan konsekuensi
kebutuhan kapasitas yang lebih besar dari waktu ke waktu. Maka, tidak
aneh jika pengembangannya juga didukung oleh industri film dunia.
Detail gambar yang
lebih baik dan lebih realistis juga diinginkan para gamer, termasuk
pada game console. Konsekuensinya dibutuhkan sebuah media
penyimpanan—pada tren game console belakangan juga menggunakan
optical storage—dengan kapasitas yang memadai untuk menyimpan data.
Itu sebabnya pengembangan generasi ini juga didukung pabrikan besar,
rakasasa game console.
Pertambahan
kapasitasnya, tentu saja menjadi sebuah alternatif berguna dalam
penggunaannya di dunia komputer. Maka, tidak mengherankan jika
industri di bidang komputer, baik itu sistem integrator juga produsen
komponen, khususnya yang memproduksi ODD (optical disc drive) juga
turut mendukung pengembangannya.
Yang paling nyata
akan segera hadir adalah Blu-ray. Realisasi penggunaannya kemungkinan
besar akan diterapkan pada PlayStation 3. Penantang terdekatnya
adalah HD-DVD. Apa dan bagaimana prinsip dasar dari Blu-ray dan HD
DVD? Adakah teknologi lain selain keduanya, pada generasi ketiga
optical disk ini?
Blu-ray
Disc
Blu-ray
Disc (BD) merupakan hasil pengembangan oleh Blu-ray Disc Association
(BDA), yang terdiri dari produsen di bidang consumer electronic,
komponen komputer, sampai ke industri film Hollywood, antara lain
Twentieth Century Fox, Walt Disney Pictures and Television, serta
Warner Bros.Entertainment.
Nama Blu-ray sendiri
diambil dari jenis/warna laser yang digunakan, yaitu lebih tepatnya
blue-violet. Penulisan tanpa huruf ‘e’ pada kata blue adalah
sebuah kesengajaan, mengikuti aturan penamaan yang dikeluarkan dari
BDA.
Sebagai pengembangan
dari generasi sebelumnya, tentu saja memiliki kapasitas yang jauh
lebih besar jika dibandingkan optical disc generasi terdahulu. Banyak
kemajuan teknologi yang digunakan pada standar optical disc yang satu
ini.
DVD dengan red laser
menggunakan sinar dengan panjang gelombang 650 nm. Sedangkan, BD
menggunakan sinar dengan panjang gelombang 405 nm. Sehingga mampu
memiliki kapasitas 25 GB pada single layer dan 50 GB untuk dual
layer.
Penggunaannya
diramalkan akan lebih populer lagi bersamaan dengan digunakannya
Blu-ray disc pada PlayStation 3 yang secara resmi akan meluncur pada
November 2006.
Teknologi yang
Digunakan
Secara
teknologi, BD merupakan sebuah kemajuan besar untuk teknologi dalam
optical-disc. Dengan jumlah kapasitas data per layer yang terbesar
juga jika dibandingkan dengan generasinya.
Hal ini dimungkinkan
karena BD benar-benar dapat dikatakan mengganti semua teknologi
optical drive terdahulu, demi menghilangkan beberapa keterbatasan
teknis yang dimiliki teknologi terdahulu.
Perbedaan utama pada
BD juga terlihat pada jarak antara mata laser dengan lapisan data
yang lebih dekat dibandingkan dengan optical-disc lainnya. Hal ini
ditujukan untuk mencegah terjadinya birefringence atau double
refraction. Ini adalah sebuah keadaan di mana sinar akan terpisah ke
dua arah (atau lebih) setelah melewati material lain. Dengan
memperdekat jarak antara layer data ke mata laser, Blu-ray mencoba
meningkatkan akurasinya menjadi lebih baik dibanding optical disc
terdahulu.
Pada awal
pengembangannya hal ini sedikit memberikan masalah. Karena lapisan
protective/pelindung yang dapat diterapkan pada BD jauh lebih tipis
dibanding optical disc lain. Sehingga sangat rentan dengan goresan,
ataupun debu dan bekas jari. Sempat diajukan alternatif untuk
menyertakan cartridge untuk perlindungan tambahan BD, seperti awal
keberadaan CD-ROM. Namun belajar dari kesalahan terdahulu, cartridge
dipandang tidak praktis dan secara tidak langsung akan menghambat
perkembangan pasar pengguna BD. Apalagi jika dibandingkan dengan
generasi yang telah beredar dan para pesaingnya.
Sampai kemudian
menggunakan lapisan pelindung dari TDK. Awalnya TDK telah dikenal
dengan lapisan protective Durabis yang telah digunakan di berbagai
opticaldisc. Khusus untuk BD, TDK mengembangkan Durabis 2. Selain
akan melindungi dari goresan maupun debu menempel, ia juga membantu
mempertahankan readability untuk keping itu sendiri.
Menggunakan laser
blue-violet dengan panjang gelombang 405 nm, sebetulnya sama dengan
yang digunakan dengan HD DVD untuk proses read dan write. Berbeda
dengan DVD dan CD yang masih menggunakan red laser dengan panjang
gelombang 650 nm untuk DVD dan 780 nm untuk CD.
Untuk ketepatan
membaca dengan akurasi yang lebih tinggi, teknologi Blu-ray
menggunakan lensa laser dengan numerical arperture (NA) yang lebih
besar. Jika pada DVD menggunakan NA 0,6, maka pada Bluray menggunakan
NA 0,85.
Standar
BD
Seperti
juga pada optical-disc lainnya, BD akan memiliki format media
pre-recorded, media recordable, dan media rewriteable. Untuk media
prerecorded, Blu-ray disc akan disebut sebagai BD-ROM. Media
recordable-nya akan disebut sebagai BD-R, sedangkan untuk media
rewriteable akan disebut BD-RE.
BD juga akan hadir
dalam dua dimensi fisik. Berdimensi diameter 12 cm dan kepingan
berdiameter 8 cm. Yang terakhir tersebut direncanakan akan
dikembangkan penggunaannya pada digital camcorder. Dengan kapasitas
hingga 15 GB untuk diameter 8 cm, kemungkinan akan menggantikan
penggunaan mini DVD.
Codec yang akan
digunakan masih menggunakan MPEG-2 yang juga digunakan pada DVD
movie. Codec lain yang digunakan adalah MPEG-4’s H.264/AVC codec,
VC-1 (codec based Windows Media 9). Sedangkan untuk audio menggunakan
codec PCM, Dolby Digital, Dolby Digital Plus, DTS, DTSHD, dan Dolby
TrueHD.
Jika Anda sudah puas
dengan menu interaktif yang tersedia pada DVD sekarang ini, teknologi
Blu-ray dapat memberikan yang lebih baik. Dukungannya dengan bahasa
pemrograman Java dapat memberikan menu dengan kemungkinan perintah
yang lebih interaktif dari yang telah tersedia pada DVD sekarang.
Dan seperti pada
DVD, Blu-ray juga akan menerapkan region code. Berbeda dengan region
code untuk DVD, Blu-ray hanya akan membagi ke dalam tiga region code.
Dengan Indonesia yang akan berada dalam region code 3. Lebih
lengkapnya, dapat dilihat pada tabel.
Seperti pada
kebanyakan media, Blu-ray juga menerapkan digital rights management
(DRM) yang disebut sebagai BD+. DRM yang diterapkan mampu diubah
secara dinamis, yang tentunya akan menguntungkan pihak industri
content. Sedangkan untuk pengguna, Blu-ray memiliki sistem Mandatory
Managed Copy, yang memungkinkan penggunanya untuk melakukan ripping
ke format tertentu.
Masa Depan
Blu-ray
Untuk
teknologi, Blu-ray memberikan sebuah langkah jauh ke depan. Dukungan
backward compatibility akan memungkinkannya untuk memiliki kemampuan
memutar optical-disc dari generasi terdahulu. Sayangnya, diperlukan
head pick-up tambahan dengan read laser untuk memungkinkan sebuah
perangkat Blu-ray membaca CD atau DVD.
Beberapa produknya
pun sebetulnya sudah mulai tersedia di pasaran. Sebut saja mulai dari
Blu-ray Disc Player dari Samsung, yaitu BD-P1000, akan mampu membaca
CD, dan DVD, selain tentu saja BD. Untuk optical drive pada PC,
seperti Pioneer BDR-101A yang sudah diluncurkan akhir tahun yang
lalu. Sebuah internal BD/DVD writer dengan interface ATAPI yang mampu
melakukan proses write (single layer) pada BD-R maupun BD-RE, dan
melakukan read dari media BD-ROM. Berikutnya akan hadir Playstation 3
yang juga akan menggunakan media optical-disc ini dan kemungkinan
akan
meningkatkan popularitasnya.
HD DVD
Secara
teknologi, dibandingkan dengan Bluray, HD-DVD (High Density Digital
Versatile Disc atau High Defi nition Digital Video Disc) tidak
menerapkan teknologi yang jauh lebih maju. Masih mengandalkan lapisan
data, tepat di tengah-tengah ketebalan keping.
Berbeda dengan
Blu-ray yang mencoba meminimalisasi birefringence dengan meletakkan
lapisan data lebih dekat dengan mata laser.
Dengan kapasitas
yang lebih kecil dibandingkan Blu-ray. HD DVD “hanya” akan
menampung data sebanyak 15 GB pada setiap layer-nya. Namun
pengembangan selanjutnya, akan memanfaatkan HD DVD dengan multi layer
yang akan meningkatkan secara drastis kapasitas per kepingnya.
Mulai dikembangkan
sejak akhir 2003, HD DVD lebih dulu dikenal dengan nama Advanced
Optical Disc (AOD).
Teknologi yang
Digunakan
Sama
dengan Blu-ray, HD DVD menggunakan laser blue dengan panjang
gelombang 405 nm. Lapisan data terletak tepat di tengah disc yang
memiliki ketebalan 1,2 mm. Menggunakan mata laser dengan NA 0,65.
Hanya selisih sedikit, jika dibandingkan DVD yang menggunakan NA 0,6.
Walaupun secara
teknologi tidak menggunakan teknologi yang jauh lebih hebat dibanding
DVD, namun ternyata memberikan keuntungan tersendiri. Untuk pihak
produsen, dimungkinkan minimalisasi modifi kasi alat untuk dapat
memproduksi HD DVD. Meskipun untuk dukungan backward compatibility
dengan optical disc generasi terdahulu masih membutuhkan head pick-up
tambahan untuk red laser.
Standar HD
DVD
Dengan
menekankan pada kompatibilitas, HD DVD memiliki standar yang unik.
Sebagai contoh, ada alternatif solusi Combination Format dengan
memanfaatkan kedua sisi keping untuk menyimpan data. Salah satu sisi
dengan format konvensional DVD-9 dan pada sisi yang lain denagn HD
DVD.
Atau dengan alternatif lainnya dengan Twin format disc.
Merupakan sebuah standar format yang diakui DVD Forum dalam HD
DVD-ROM versi 1.2. dengan menggunakan dua lapisan data. Lapisan
pertama terdekat dengan lensa hanya akan terbaca oleh lensa red
laser, namun transparan untuk blue-violet laser. Ditambah lapisan
data untuk HD DVD. Jika keping ini dibaca oleh DVD “biasa”, maka
ia akan dikenali dengan baik. Sedangkan pada perangkat HD DVD,
blue-violet laser akan melewati lapisan data pertama dan membaca
hanya pada lapisan data HD DVD.
Untuk kapasitas, HD
DVD-ROM berdiameter 12 cm memiliki kapasitas 15 GB per layer. Dengan
dual layer dan double sided, maka akan memiliki kapasitas 30 GB per
keping.
HD DVD juga tersedia
dalam dimensi berdiameter 8 cm, dengan kapasitas 4,7 GB untuk single
layer dan 9,4 GB untuk double layer. Media untuk writeable disebut HD
DVD-R dengan kapasitas 15 GB per side. Untuk media rewriteable
menawarkan kapasitas 20 GB per side.
Masa Depan HD
DVD
Untuk
kompatibilitas, HD DVD jelas tidak kalah dengan Blu-ray. Bahkan bisa
dikatakan lebih menguntungkan untuk produsen disc. Dengan biaya
penggunaan teknologi yang lebih mudah ditambah struktur fisik yang
mirip dengan DVD, membuatnya memungkinkan proses produksi yang mirip,
bahkan bisa diterapkan pada satu mesin yang sama untuk memproduksi
DVD maupun HD DVD. Hanya dengan sedikit penyesuaian.
Didukung oleh banyak
studio film terkemuka dari Hollywood, tidak aneh jika perkembangan
awalnya akan lebih mengarah ke player dulu. Sudah banyak produsen
consumer electronic yang sudah memasarkanplayer untuk HD DVD ini.
Bandingkan dengan Blu-ray yang sudah terlebih dahulu fokus ke drive
burner. Meskipun sekarang HD DVD pun juga sudah memiliki produk drive
burner. Bahkan Toshiba akan segera meluncurkan slim drive HD DVD
burner drive untuk notebook Qosimo terbarunya.
Dukungan Xbox 360
untuk HD DVD pada pertengahan tahun 2006 ini kemungkinan juga akan
cukup mengangkat popularitasnya di masa yang akan datang.
Versatile
Multilayer Disc
Perkembangan
dan info mengenai Versatile Multilayer Disc (VMD) mungkin tidak Anda
kenal sebaik dua optical disc yang akan meramaikan generasi
selanjutnya. Namun, ia memiliki kelebihan tersendiri yang sama sekali
tidak dapat diremehkan, disbanding Blu-ray maupun HD DVD. Mulai dari
kapasitasnya yang juga dapat mencapai 20 hingga 40 GB per disc.
Adalah New Medium
Enterprises, Inc. (NME) yang mengembangkan teknologi ini. Ikut
diperkenalkan pada CeBIT 2006 yang lalu, dengan estimasi akan
diluncurkan pada kuartal ketiga tahun 2006 ini. Fokus awal target
regional penerapannya adalah Asia dan India, dengan harapan
selanjutnya akan diteruskan ke Eropa Timur, Rusia, dan Amerika
Selatan. Berbeda dengan Blu-ray dan HD DVD yang bekerja sama dengan
industri film berkiblat Hollywood, VMD telah menjalin kerja sama
dengan industri film Bollywood.
Teknologi
yang Digunakan
Masih
memiliki banyak kesamaan dengan yang digunakan DVD. Kapasitas per
layer pun hampir sama dengan DVD. Bertambahnya kapasitas dimungkinkan
dengan penambahan layer. Jika pada DVD masih terbatas pada
digunakannya dua layer, VMD akan minimal mampu menggunakan empat
layer, sehingga kapasitasnya akan melonjak ke (hampir) 20 GB. VMD
dengan 4 layer ini akan deisebut sebagai VMD-20.
Dan penambahan
multi-layer ini akan terus dikembangkan pada VMD. Ini memungkinkannya
akan terus bertambah kapasitas maksimal per side. Untuk teknologi
mata laser, masih menggunakan red laser yang sama dengan yang
digunakan pada DVD. Mirip dengan tujuan diciptakan HD DVD. VMD lebih
ditujukan untuk kebutuhan menyimpan video.
Menunggu
Perkembangan di Dunia Nyata
Masih
banyak optical disc lain yang akan diperkenalkan dari generasi ketiga
ini. Selain VMD, masih ada seperti EVD (Enhanced Versatile Disc) dan
FVD (Forward Versatile Disc atau Finalized Versatile Disc). Kedua
standar tersebut dikembangan di Asia. Namun tanpa dukungan kuat dari
industri pengguna lainnya, perkembangan selanjutnya masih harus
ditunggu.
Demikian juga dengan
dua raksasa besar, Blu-ray dan HD DVD. Akankah salah satunya akan
lebih dominan? Ataukah ke duanya akan terus bersaing sama kuat,
sampai penggunanya harus menggunakan kedua teknologi optical disc
tersebut. Dan dengan terpaksa harus memiliki kedua perangkat yang
berbeda untuk dapat memutar kedua jenis optical-disc tersebut.
sumber : http://dc435.4shared.com/doc/549bK6xB/preview.html